CAPEK KELAMAAN ...... DIANGGAP SELESAI SAJA
AGENDA POSTING

just logo
Be Realistics to Realize the Real
Bersikap realistis untuk merealisasi yang real
PROLOG
PSBB Covid-19 masih diberlakukan, etc aaa
JUST SONG
Transkrip Song: Duaa (Jo Bheji Thi Duaa- Arijit Singh.)
Covers : (Sanam Puri - Vocals) (Samar Puri - Guitars) (Venky S - Guitar) (Keshav Dhanraj - Cajon)
Kise
Poochun, Hai Aisa Kyun
Pada siapa harus ku tanyakan, mengapa jadi begini
Bezubaan
Sa… Yeh Jahaan Hai…
Seluruh dunia membisu
Khushi
Ke Pal, Kahaan Dhoondoon
Kemana harus ku cari momen kebahagiaan
Benishaan
Sa… Waqt Bhi Yahaan Hai…
Bahkan sang waktu pun tidak meninggalkan jejak disini
Jaane
Kitne, Labon Pe Gile Hain…
Ada begitu banyak keluhan di bibirku
Zindagi
Se, Kayi Faasle Hain…
ada jarak yg membentang jauh dari kehidupan
Paseejte
Hai Sapne Kyun Aankhon Mein
Mengapa impian-impian meleleh di dalam mataku
Lakeere
Jab Chhoote Inn Haathon Se Yun Bewajah…
mengapa garis takdir terhapus dari tanganku tanpa alasan
Jo
Bheji Thi Dua, Woh Jaake Aasmaan
Doa yg telah kupanjatkan, mencapai langit
Se
Yun Takra Gayi, Ke Aa Gayi, Hai Laut Ke Sadaa…
Kemudian bertabrakan dengannya (langit) dan memantul kembali tanpa jawaban
(doa-doaku tak didengar dan suaraku kembali padaku)
Jo
Bheji Thi Dua, Woh Jaake Aasmaan
Doa yg telah kupanjatkan, mencapai langit
Se
Yun Takra Gayi, Ke Aa Gayi, Hai Laut Ke Sadaa…
Kemudian bertabrakan dengannya (langit) dan memantul kembali tanpa jawaban
(doa-doaku tak didengar dan suaraku kembali padaku)
Saanson
Ne Kahaan Rukh Mod Liya
nafasku
berbelok menuju arah yg tak menentu
Koi
Raah Nazar Mein Na Aaye
ku
tak dapat melihat satupun jalan
Dhadkan
Ne Kaha Dil Chhod Diya
detak jantung telah meninggalkan jantungnya
Kahaan
Chhode In Jismon Ne Saaye
Namun bayangan-bayangan itu
tak pernah meninggalkan raga
Yahi
Baar Baar Sochta Hoon Tanha Main Yahaan…
Sendiri,
aku memikirkan hal ini lagi dan lagi
Mere
Saath Saath Chal Raha Hai Yaadon Ka Dhuaan…
kabut
kenangan berjalan bersamaku
Jo
Bheji Thi Dua, Woh Jaake Aasmaan
Doa yg telah kupanjatkan, mencapai langit
Se
Yun Takra Gayi, Ke Aa Gayi, Hai Laut Ke Sadaa…
Kemudian bertabrakan dengannya (langit) dan memantul kembali tanpa jawaban
(doa-doaku tak didengar dan suaraku kembali padaku)
Jo
Bheji Thi Dua, Woh Jaake Aasmaan
Doa yg telah kupanjatkan, mencapai langit
Se
Yun Takra Gayi, Ke Aa Gayi, Hai Laut Ke Sadaa…
Kemudian bertabrakan dengannya (langit) dan memantul kembali tanpa jawaban
(doa-doaku tak didengar dan suaraku kembali padaku)
Sesungguhnya
Ada perbedaan besar antara mengasihi & mengasihani diri sendiri
(Universalisasi diri demi transendensi media impersonal bagi eksistensi figure personal)
Likrat Shabat
just image
Rabbi Jack Riemer (adapted from Likrat Shabbat)
-Rabbi Jack Riemer (diadaptasi dari Likrat Shabbat)
We cannot merely pray to You, O God, to end war; For we know that You have made the world in a way That man must find his own path to peace Within himself and with his neighbor.
Kami tidak bisa hanya berdoa kepada-Mu, ya Tuhan, untuk mengakhiri perang; Karena kami tahu bahwa Engkau telah menciptakan dunia dengan cara tertentu Bahwa seseorang itu harus menemukan jalannya sendiri menuju perdamaian Di dalam dirinya dan dengan tetangga sekitarnya.
We cannot merely pray to You, O God, to end starvation; For you have already given us the resources With which to feed the entire world If we would only use them wisely.
Kami tidak bisa hanya berdoa kepada-Mu, ya Tuhan, untuk mengakhiri kelaparan; Karena Engkau telah memberi kami sumber daya Yang dengannya (kami) memberi makan seluruh dunia Jika kami menggunakannya dengan bijak.
We cannot merely pray to You, O God, to root out prejudice, For You have already given us eyes With which to see the good in all men If we would only use them rightly.
Kami tidak bisa hanya berdoa kepadaMu, ya Tuhan, untuk membasmi prasangka, Karena Engkau telah memberi kami mata Yang dengannya (kami) melihat kebaikan pada semua manusia Jika kami menggunakannya dengan benar.
We cannot merely pray to You, O God, to end despair, For You have already given us the power To clear away slums and to give hope If we would only use our power justly.
Kami tidak bisa hanya berdoa kepadaMu, ya Tuhan, untuk mengakhiri keputusasaan, Karena Engkau telah memberi kami kekuatan Untuk membersihkan permukiman kumuh dan memberi harapan Jika kami menggunakan kekuatan kami dengan adil.
We cannot merely pray to You, O God, to end disease, For you have already given us great minds with which to search out cures and healing, If we would only use them constructively.
Kami tidak bisa hanya berdoa kepadaMu, ya Tuhan, untuk mengakhiri penyakit, Karena Engkau telah memberi kami pikiran-pikiran hebat yang dengannya (kami) mencari obat dan penyembuhan,Jika kami menggunakan mereka secara konstruktif.
Therefore we pray to You instead, O God,
For strength, determination, and willpower,
To do instead of just to pray,
To become instead of merely to wish.
Oleh karena itu kami berdoa kepadaMu sebagai gantinya, ya Tuhan,
Untuk kekuatan, tekad, dan kemauan,
Melakukan, bukan hanya berdoa,
Menjadi bukan sekadar berharap.
For Your sake and for ours, speedily and soon,
That our land and world may be safe, And that our lives may be blessed.
Demi kebaikan Enkau dan bagi kami, dengan cepat dan segera,
Agar tanah dan dunia kami ini aman, Dan semoga hidup kami diberkati.
May the words that we pray, and the deeds that we do.
Be acceptable before You, O Lord, Our Rock and Our Redeemer.”
Semoga kata-kata yang kami doakan, dan amalan yang kami lakukan.
Diterima di hadapanMu, ya Tuhan, Batu Karang Kami dan Penebus Kami. ”
Do'a yang dewasa ? Ketika hal buruk terjadi pada orang baik
Link Book Harold Kuschner : Theodice seorang Rabbi atas deritanya
Just Quote dari quotes sadhguru yasudev reupload terakhir kami sebelumnya
(see : Arsip Rehat : BLOG 22012021 FINAL di bawah )
MONOLOG
Sanatana Dhamma video
Transkrip Sanatana Dhamma (Kaidah Kebenaran Abadi)
We have something called as Sanathana Dharma. Sanathan means eternal,
timeless. Dharma does not mean religion; Dharma means law. So they were
talking about eternal laws which govern life and how we can be in tune
with it. Right now, whether you’ve been to school or not, whether you’re
a great scientist or not, still right now you’re complying by all the
physical laws on this planet. Yes or no? Otherwise you couldn’t sit here
and exist. So similarly there are other kinds of laws which are not
physical in nature which govern the life process within you. So they
identified these things and they said, ‘These are the laws which govern
one’s life.’ But over a period of time, every enthusiastic person that
came from generation to generation went on adding their own stuff
according to the necessity of the day or according to the necessity of
the vested interest of the day, in so many ways it’s happened, all kinds
and people added many things. But essentially your sanathan dharma is
just this. Sanathan Dharma identifies a human being cannot rest, do what
you want, you… he cannot rest because he longs to be something more
than what he is right now. You cannot stop it. You teach him any kind of
philosophy, you cannot stop it. Whoever he is, he wants to be little
more than who he is right now. If that little more happens, he will seek
little more and little more.
Kami memiliki sesuatu yang disebut Sanathana Dharma. Sanathan berarti kekal, abadi. Dharma tidak berarti agama; Dharma artinya hukum. Jadi mereka berbicara tentang hukum kekal yang mengatur kehidupan dan bagaimana kita bisa selaras dengannya. Saat ini, apakah Anda pernah bersekolah atau tidak, apakah Anda seorang ilmuwan hebat atau bukan, saat ini Anda masih mematuhi semua hukum fisika di planet ini. Ya atau tidak? Jika tidak, Anda tidak bisa duduk di sini dan hidup. Begitu pula ada jenis hukum lain yang tidak bersifat fisik yang mengatur proses kehidupan di dalam diri Anda. Jadi mereka mengidentifikasi hal-hal ini dan mereka berkata, 'Ini adalah hukum yang mengatur kehidupan seseorang.' Tetapi dalam kurun waktu tertentu, setiap orang yang antusias yang datang dari generasi ke generasi terus menambahkan barang-barang mereka sendiri sesuai dengan kebutuhan hari atau sesuai dengan kebutuhan kepentingan hari ini, dalam banyak hal hal itu terjadi, segala macam dan orang menambahkan banyak hal. Tetapi pada dasarnya sanathana dharma Anda hanya ini. Sanathana Dharma mengidentifikasi bahwa manusia tidak dapat beristirahat, lakukan apa yang Anda inginkan, Anda ... dia tidak dapat beristirahat karena dia ingin menjadi sesuatu yang lebih dari dirinya sekarang. Anda tidak bisa menghentikannya. Anda mengajarinya filosofi apa pun, Anda tidak dapat menghentikannya. Siapapun dia, dia ingin menjadi lebih dari siapa dia sekarang. Jika itu sedikit lagi terjadi, dia akan mencari semakin lama semakin lebih .
So if you look at it, every human being unconsciously is longing to
expand in a limitless way. So every human being unconsciously is looking
for a boundless nature or a limitless possibility or in other words,
every human being knowingly or unknowingly has an allergy for
boundaries. When you threaten his existence, his instinct of
self-preservation will bow… will build walls of you know, protection for
himself. The same walls of protection, when there is no external
threat, immediately he experiences it as walls of self-imprisonment. So
they recognized this and said every human being is longing… limitless.
So first thing that you must do, the moment a child becomes reasonably
conscious, - the first thing that you must put into a child’s mind is,
your life is about mukti, about liberation. Everything else is secondary
because the only thing that you’re truly longing for is to expand in a
limitless way. There is something within you which can’t stand
boundaries.
Jadi jika dilihat, setiap manusia secara tidak sadar ingin berkembang dalam suatu cara yang tidak terbatas. Jadi setiap manusia secara tidak sadar mencari sifat alami yang tidak terbatas atau kemungkinan yang tidak terbatas atau dengan kata lain, setiap manusia secara sadar atau tidak sadar memiliki alergi terhadap pembatasan. Ketika Anda mengancam keberadaannya, instingnya untuk mempertahankan diri akan tunduk ... akan membangun tembok sebagaimana anda ketahui (untuk) melindungi dirinya sendiri. Dinding perlindungan yang sama, ketika tidak ada ancaman eksternal, dia segera mengalaminya/mensikapinya sebagai tembok pemenjaraan diri. Jadi mereka mengenali ini dan berkata bahwa setiap manusia merindukan… ketidak-terbatasan. Jadi, hal pertama yang harus Anda lakukan, pada saat seorang anak secara nalar menjadi sadar - hal pertama yang harus Anda masukkan ke dalam pikiran seorang anak tersebut adalah, Kehidupan Anda adalah tentang mukti, tentang pembebasan. Segala sesuatu yang lain bersifat sekunder karena satu-satunya hal yang Anda benar-benar rindukan adalah berkembang dengan cara yang tiada batas. Ada sesuatu di dalam diri Anda yang tidak tahan akan keterbatasan.
So for this what are things you should do to head in that direction;
they set up simple rules. If you do this, this and this, you will
naturally move in this direction. You can’t call this a religion, okay?
Because this is a place where you’ve been given the freedom - you can
make up your own god (?!).
Jadi untuk ini hal-hal apa yang harus Anda lakukan adalah untuk menuju ke arah itu; mereka membuat aturan sederhana. Jika Anda melakukan ini, ini dan ini, Anda secara alami akan bergerak ke arah ini. Anda tidak bisa menyebut ini agama, oke? Karena ini adalah tempat di mana Anda telah diberi kebebasan - Anda bisa menjadi tuhan Anda sendiri. (?!).
Then ?
Transkrip Awaken Samadhi Trailer (Uniion Mystics )
AWAKEN SAMADHI TRAILER
If you hold this feeling of “I” long enough and strongly
enough the false “I”will vanish, leaving only the unbroken awareness of the
real immanent “I” or consciousness itself ~ Sri Ramana Maharshi.
"Jika Anda memegang
perasaan 'aku' ini cukup lama dan cukup
kuat, maka 'aku' yang semu akan lenyap, hanya menyisakan kesadaran tak terputus
yang nyata, keberadaan imanen 'aku', atau kesadaran itu sendiri." ~ Sri
Ramana Maharshi
Samadhi is an ancient Sanskrit word which means Union. It is the union of individual persona, the egoic self with something greater, something unfathomable to the mind. Samadhi is a surrendering, a humbling of Individual mind to the Universal mind. The purpose of Meditation, Yoga, Prayer, Chantings and all Spiritual practices is one and that is Samadhi. In the language of Christian mystics it is humbling oneself before God. Samadhi is realized through what Buddha called the middle way or what in Taoism is called the balance of ying and yang. In the yogic traditions it is called the marriage of Shiva and Shakti.
Samadhi adalah kata Sansekerta kuno yang berarti Persatuan. Ini adalah penyatuan persona individu, diri egois dengan sesuatu yang lebih besar, sesuatu yang tak terduga bagi pikiran. Samadhi adalah penyerahan, merendahkan pikiran Individu ke pikiran Universal. Tujuan dari Meditasi, Yoga, Doa, Nyanyian dan semua praktik Spiritual adalah satu dan itu adalah Samadhi. Dalam bahasa mistik Kristen, itu berarti merendahkan diri di hadapan Tuhan. Samadhi diwujudkan melalui apa yang disebut Buddha sebagai jalan tengah atau yang dalam Taoisme disebut keseimbangan ying dan yang. Dalam tradisi yoga, ini disebut perkawinan Siwa dan Shakti.
When Samadhi is
perfect, it is wisdom of the great ultimate reality. An understanding of the
relationship between form and emptiness, relative and absolute, its a coming
into one's true nature. Samadhi begins with a leap in to the unknown.
Ketika Samadhi sempurna, itu adalah kebijaksanaan dari realitas tertinggi
yang agung. Pemahaman tentang hubungan antara bentuk dan kekosongan, relatif
dan absolut, yang masuk ke dalam sifat sejati seseorang. Samadhi dimulai dengan
lompatan ke hal yang tidak diketahui.
In order to
realize Samadhi, one must turn consciousness away from all known objects, from
all external phenomena, conditioned thoughts and sensations towards
consciousness itself. Towards the inner source, the heart of essence of one's being.
Untuk mewujudkan Samadhi, seseorang harus mengalihkan kesadaran dari semua
objek yang diketahui, dari semua fenomena eksternal, pikiran dan sensasi
terkondisi menuju kesadaran itu sendiri. Menuju sumber batin, inti dari
keberadaan seseorang.
The source of
all existence is not a thing or object that one can see like in these physical
world we do. It is perfect emptiness or stillness itself. It is the emptiness
which is the source of all things.
Sumber dari semua keberadaan bukanlah hal atau objek yang dapat dilihat
seseorang seperti di dunia fisik yang kita lakukan ini. Itu adalah keheningan
atau keheningan sempurna itu sendiri. Kekosongan itulah yang menjadi sumber
segala sesuatu.
This union
cannot be understood with the limited individual mind. It is only directly
realized when the mind becomes still. There is no Self that awakens. There is
just ‘you' that awakens. What you are awakening from is the illusion of the
separate self from the dream of the limited ‘you'. The World that now you think
you are living in is actually ‘you'. It is your higher self or the selfless
self. Annata.... No Self.
Persatuan ini tidak dapat dipahami dengan pikiran individu yang terbatas.
Itu hanya disadari secara langsung ketika pikiran menjadi tenang. Tidak ada
Diri yang terbangun. Hanya ada 'kamu' yang terbangun. Dari mana Anda terbangun
adalah ilusi dari diri yang terpisah dari impian 'Anda' yang terbatas. Dunia
yang sekarang Anda pikir Anda tinggali sebenarnya adalah 'Anda'. Itu adalah
diri Anda yang lebih tinggi atau diri yang tanpa diri/tidak mementingkan diri
sendiri. Tanpa aku ... Tiada diri
Samadhi is so
simple that when you are told that what is it and how to realize it, your mind
will always miss it because the mind is what needs to be stopped before it is
realized. It is not a ‘happening' at all. It is the surrendering of the
individual mind to the higher mind or big mind..
Samadhi begitu sederhana sehingga ketika Anda diberitahu bahwa apa itu dan
bagaimana merealisasikannya, pikiran Anda akan selalu merindukannya karena
pikiran adalah apa yang perlu dihentikan sebelum disadari. Ini sama sekali
bukan 'terjadi'. Ini adalah penyerahan pikiran individu ke pikiran yang lebih
tinggi atau fikiran besar.
The
most important teaching of Samadhi is perhaps found in this phrase:- “Be Still
& get Know”.
Pengajaran paling singkat dari Samadhi mungkin dapat
ditemukan dalam frase ini: "Diamlah dalam keheningan dan ketahuilah Hal
tersebut."
Silence is the language of God.
All else is poor translation. - Rumi
(Keheningan adalah bahasa
Ilahi. Semua hal lainnya hanyalah 'terjemahan' belaka yang tidak memadai. –
Rumi)
How can we use words and images to convey stillness? How can we convey
silence by making noise? Rather than talking about Samadhi as an intellectual
concept. this film is a radical call to INACTION. A call to stillness. A call
to meditation and inner silence. A call to STOP.
Bagaimana kita dapat menggunakan kata atau gambar untuk
menjangkau keheningan ? Bagaimana kita dapat menyampaikan keheningan dengan
membuat kebisingan ? Film ini ditujukan sebagai suatu panggilan radikal untuk
"tanpa-aksi". Suatu panggilan untuk menuju keheningan. suatu
panggilan untuk meditasi dan keheningan di kedalaman. Suatu panggilan untuk
Berhenti
Stop everything that is driven by the pathological egoic mind. Be still
and know.
Hentikanlah segala sesuatu yang dibawa oleh fikiran diri
yang sakit. Berdiamlah dan Ketahui
No one can tell you what will emerge from the stillness. It is a call
to act from the spiritual heart.
Tidak ada yang bisa memberitahu Anda apa yang akan muncul
dari keheningan. Ini adalah panggilan untuk bertindak dari jantung spiritual.
Samadhi is not some mystical 'altered' state of being. It is simply
one's natural state of presence, of consciousness unmediated by thought, unmediated
by an egoic identity.
Samadhi bukanlah sejumlah tahap perubahan keberadaan yang
bersifat mistis. Ini hanyalah keberadaan alamiah kehadiran seseorang. yang
kesadarannya tidak terpisahkan oleh fikiran, tidak terpisahkan oleh identitas
suatu diri pribadi.
Most of humanity is in an altered state all the time... A state of
egoic identification with form and thought. When one is in a state of natural
presence and non-resistance, Prana flows more freely through the inner world. This
pranic stream which is prior to the nervous system, prior to the senses and thinking,becomes
a new interface with reality. Literally a new level of consciousness or new way
of being in the world.
Sebagian besar umat manusia dalam keberadaan yang
terpisahkan sepanjang waktu … Suatu keberadaan beridentifikasi diri dengan
bentuk dan pikiran. Ketika seseorang dalam keadaan kehadiran alamiah dan tanpa
tekanan, Prana mengalir lebih bebas melalui dunia batin. Aliran prana ini yang
sebelumnya menuju ke sistem saraf. sebelumnya menuju indrawi dan fikiran, menjadi
antarmuka baru dengan kenyataan, Secara harfiah suatu tingkat kesadaran yang
baru atau cara baru keberadaan di dunia.
It is through the ancient teachings of Samadhi, the humanity
will begin to understand the common source of all the religions and to come
into alignment once again with the spiral of life …. Great Spirit,
Dhamma, or the Tao.
Ini melalui pengajaran Samadhi kuno bahwa umat manusia akan mulai
memahami sumber umum dari semua agama dan untuk datang ke dalam keselarasan
sekali lagi dengan spiral kehidupan Roh Agung, Dhamma, atau Tao.
Samadhi is the 'gateless
gate’ and ‘pathless path' and it is the identification with the self structure
which separates our Inner and Outer worlds.
Samadhi adalah 'gerbang tanpa gerbang' dan 'jalan tanpa jalan' dan itu
adalah identifikasi dengan struktur diri yang memisahkan dunia Batin dan Luar
kita.
dari quotes reupload sadhguru berikutnya (23-01-2021 ?)

just image
EPILOG
Video Chant : Gaiea Sanskrit _ Madalasa Upadesha
Lullaby Song of Madalasa Upadesha from The
Mārkaṇḍeya Purāṇa …
Kidung Nina Bobo Ratu Madalasa kepada puteranya (Rshi
Markandeya)
Verse 1
śuddhosi
buddhosi niraɱjano’si //saɱsāramāyā parivarjito’si// saɱsārasvapnaɱ tyaja
mohanidrāɱ// maɱdālasollapamuvāca putram|
Madalasa says to her crying son:// “You are pure,
Enlightened, and spotless. //Leave the illusion of the world // and wake up
from this deep slumber of delusion”
Madalasa
berkata kepada putranya yang menangis: //“Anda murni,
Tercerahkan, dan tidak bernoda.// Tinggalkan ilusi dunia dan //bangun dari tidur nyenyak delusi
ini "
Verse 2
śuddho’si re
tāta na te’sti nāma // kṛtaɱ hi tatkalpanayādhunaiva|//paccātmakaɱ dehaɱ idaɱ
na te’sti //naivāsya tvaɱ rodiṣi kasya heto||
“My Child, you are Ever Pure! You do not have a name. //A
name is only an imaginary superimposition on you.//This body made of five
elements is not you nor do you belong to it.//This being so, what can be a
reason for your crying ?”
“Anakku,
kamu Selalu Murni! Anda tidak punya nama.// Nama hanyalah lekatan khayal
yang dikenakan
pada Anda. // Tubuh yang
terbuat dari lima elemen ini bukanlah Anda dan bukan pula milik Anda. // Karena itu,
apa yang menjadi alasan Anda menangis? "
Verse 3
na vai bhavān
roditi vikṣvajanmā //śabdoyamāyādhya mahīśa sūnūm|//vikalpayamāno vividhairguṇaiste
//guṇāśca bhautāḥ sakalendiyeṣu||
“The essence of the universe does not cry in reality. // All
is a Maya of words, oh Prince! Please understand this. //The various qualities
you seem to have are are just your imaginations, //They belong to the elements
that make the senses (and have nothing to do with you).”
“Esensi alam
semesta tidak menangis dalam Realitas kenyataan. // Semuanya
adalah kata-kata Maya, oh Pangeran! Mohon mengerti ini. // Berbagai kualitas yang tampaknya Anda miliki hanyalah imajinasi
Anda, // Mereka
termasuk dalam elemen yang membuat indra (dan tidak ada hubungannya dengan
Anda). ”
Verse 4
bhūtani
bhūtaiḥ paridurbalāni // vṛddhiɱ samāyāti yatheha puɱsaḥ| // annāmbupānādibhireva
tasmāt //na testi vṛddhir na ca testi hāniḥ||
“The Elements [that make this body] grow with accumulation
of more elements, or//Reduce in size if some elements are taken away //This is
what is seen in a body’s growing in size or becoming lean depending upon the
consumption of food, water etc. //YOU do not have growth or decay.”
“Unsur-unsur
[yang membuat tubuh ini] tumbuh dengan akumulasi lebih banyak unsur,//
atau Kurangi ukurannya jika beberapa elemen diambil // Inilah yang terlihat pada tubuh
yang membesar atau menjadi kurus bergantung pada konsumsi makanan, air, dll.// KAMU tidak memiliki pertumbuhan atau kerusakan. "
Verse 5
tvam kamchuke
shiryamane nijosmin // tasmin dehe mudhatam ma vrajethah| //shubhashubhauh
karmabhirdehametat //mridadibhih kamchukaste pinaddhah||
“You are in the body which is like a jacket that gets worn
out day by day. // Do not have the wrong notion that you are the body. //This
body is like a jacket that you are tied to, // For the fructification of the
good and bad Karmas.”
“Anda berada
di dalam tubuh yang seperti jaket yang semakin hari semakin aus. // Jangan salah
paham bahwa Anda adalah tubuh. // Tubuh ini
seperti jaket yang diikat, // Untuk
fruktifikasi dari karma baik dan buruk. "
Verse 6
tāteti kiɱcit
tanayeti kiɱcit // aɱbeti kiɱciddhayiteti kiɱcit| // mameti kiɱcit na mameti
kiɱcit //tvam bhūtasaɱghaɱ bahu ma nayethāḥ||
“Some may refer to you are Father and some others may refer
to you a Son or //Some may refer to you as Mother and some one else may refer
to you as Wife. // Some say “You are Mine” and some others say “You are Not
Mine” // These are all references to this “Combination of Physical Elements”,
Do not identify with them.”
“Beberapa
mungkin menyebut Anda adalah Ayah dan beberapa lainnya mungkin merujuk Anda
sebagai Putra atau // Beberapa
orang mungkin menyebut Anda sebagai Ibu dan beberapa orang lain mungkin
menyebut Anda sebagai Istri.// Beberapa orang mengatakan "Kamu adalah milikku" dan
beberapa lainnya mengatakan "Kamu bukan milikku"// Ini semua adalah referensi ke "Kombinasi Elemen Fisik",
Jangan identifikasi dengannya. "
Verse 7
sukhani
duhkhopashamaya bhogan //sukhaya janati vimudhachetah| // tanyeva duhkhani
punah sukhani //janati viddhanavimudhachetah||
“The ‘deluded’ look at objects of enjoyment, // As giving happiness, by removing the
unhappiness. // The ‘wise’ clearly see that the same object // Which gives
happiness now will become a source of unhappiness.”
“Pandangan
yang 'tertipu' pada objek kenikmatan, // Seperti
memberi kebahagiaan, dengan menghilangkan ketidakbahagiaan. // Orang
'bijak' dengan jelas melihat objek yang sama // Yang memberi
kebahagiaan sekarang akan menjadi sumber ketidakbahagiaan. "
Verse 8
yānaɱ cittau
tatra gataśca deho // dehopi cānyaḥ puruṣo niviṣṭhaḥ| // mamatvamuroyā na yatha
tathāsmin // deheti mātraɱ bata mūḍharauṣa|
“The vehicle that moves on the ground is different from the
person in it // Similarly this body is
also different from the person who is inside! // The owner of the body is
different from the body. // Ah how foolish it is to think I am the body!”
“Kendaraan yang bergerak di tanah berbeda dengan
orang di dalamnya // Demikian pula tubuh ini juga
berbeda dengan orang yang ada di dalam! // Pemilik tubuh berbeda dengan tubuh. // Ah betapa bodohnya menganggap aku
adalah tubuh! "

just image
Sanskrit : śuddhosi buddhosi niraɱjano’si //saɱsāramāyā parivarjito’si// saɱsārasvapnaɱ tyaja mohanidrāɱ//
English : “You are pure, Enlightened, and spotless. //Leave the illusion of the world // and wake up from this deep slumber of delusion”//
Indonesian :“Anda murni, Tercerahkan, dan tidak bernoda.// Tinggalkan ilusi dunia dan //bangun dari tidur nyenyak delusi ini "
S (Sk) : Maɱdālasollapamuvāca putram|
E (Eng) : Madalasa says to her crying son://
I (Ina) : Madalasa berkata kepada putranya yang menangis:
Then ?
Sekilas sebagai seeker, kita memahami alur gnosis mystic di atas. Paska Bahasan Gnosis Anatta Saddhamma Buddhisme pada blog sebelumnya, berikut kita menggunakan referensi Sanatana Dhamma Mystics sebagai pijakan referensi awalnya. Secara filosofis & psikologis sebagai kebijaksanaan Orientasi Universal dengan tanpa menafikan akan aktualisasi/ harmonisasi eksistensial dalam keberadaan personal,(walau kami bisa saja tidak benar,(malah salah atau disalahkan ?)- namun kami tetap konsisten dengan kaidah theosofi panentheistik daripada kesadaran kaidah pandangan theologi monistik pantheisme tersebut ataupun kewajaran theodice akidah risalah monotheistik umumnya sebagai sikap yang tepat agar tetap senantiasa true, humble & responsible baik dalam pengetahuan maupun penempuhan sebagai jalan tengah yang menyeluruh untuk tidak jatuh dalam identifikasi (imaginasi?) ataupun eksploitasi (manipulasi?) yang bisa jadi akan menggoyahkan keseimbangan dan mengacaukan keberimbangan dalam keseluruhannya.
(cukup tanggap atau perlu bahasan lanjut berikutnya? .... ada transenden Hyang Mutlak > //baca: yang lebih besar/Maha agung atau tidak sekedar/ hanya sebatas // laten deitas immanenNya).... Aktualisasi meng-Esa tanpa keakuan bukan defisiensi meng-aku dengan ke-Esaan (B-love > D-love, Maslow ?).
Tentang KeIlahian (Tuhan : Tao - Dhamma)
Tuhan bukan bemper kebodohan/kemanjaan diri, media katarsis psikologis /transaksi pencitraan dan kloset pembenaran pemfasikan/ kezaliman kepada lainnnya).
Perlu kebijaksanaan universal. keperwiraan eksistensial, dan keberdayaan transendental dalam spiritualitas
Tauhid sufism Ibn Araby : tanzih -tasbih (transenden/imanen) Jika kau memandangnya tanzih semata kau membatasi Tuhan. Jika kau memandangnya tasbih belaka kau menetapkan Dia Namun jika kau menyatakanNya tanzih dan tasybih; kau berada di jalan Tauhid yang benar Sufi Ibn Arabi memandang KeIlahian Tuhan secara Esa - utuh dalam keseluruhan. Tuhan dipandang sekaligus sebagai Dzat Mutlak yang kekudusanNya tak tercapai oleh apapun/siapapun juga (transenden/tanzih) namun keluhuranNya meliputi segala sesuatu (immanen/ tasybih) sehingga walaupun pada dasarnya Kekudusan dan kesempurnaan Tuhan secara intelektual tak terfahami (agnosis)dengan keberadaan yang mungkin terlalu agung untuk kemudian tak diPribadikan(impersonal) dan mandiri (independent) namun kemulian IlahiahNya sering disikapi sebagai figur yang berpribadi(personal) dan Dharma kehendakNya dapat difahami(gnosis) sehingga memungkinkan terjadinya hubungan antara makhluk dengan Tuhan sesuai dengan ketentuanNya (dependent).Tanpa Tuhan, tidak ada segalanya. Karena Tuhan, bisa ada segalanya. (wajibul & mumkimul Wujud )
Tao adalah Tao - jikakau bisa menggambarkannya itu pasti bukan Tao
Dalam kitab suci Uddana 8.3 Parinibbana (3) Buddha bersabda : O,bhikkhu ; ada sesuatu yang tidak dilahirkan,tidak menjelma,tidak tercipta, Yang Mutlak Jika seandainya saja tidak ada sesuatu yang tidak dilahirkan,tidak menjelma,tidak tercipta, Yang Mutlak tersebut maka tidak akan ada jalan keluar kebebasan dari kelahiran penjelmaan ,pembentukan , dan pemunculan dari sebab yang lalu. Tetapi karena ada sesuatu yang tidak dilahirkan,tidak menjelma, tidak tercipta, Yang Mutlak tersebut maka ada jalan keluar kebebasan dari kelahiran, penjelmaan, pembentukan, pemunculan dari sebab yang lalu itu. Ini secara tidak langsung mungkin menunjukkan dua hal sekaligus ,yaitu : kesaksian akan adanya keilahian yang diistilahkan sebagai ‘yang tak terbatas” dan yang kedua penjelasan bahwa nibbana pencerahan sebagai puncak pencapaian spiritualitas Buddhisme hanya mungkin terjadi karena adanya ‘Yang tak terbatas’ tersebut.
atau tabel hipotesis yang agak 'gila' dari kami ini
| Wilayah | 1 | 2 | 3 |
Transendental | Nibbana ‘sentra’ ? | Belum diketahui ? 7 | Tidak diketahui ? 8 | Tanpa diketahui ? 9 |
| Nibbana ‘sigma’? | Belum mengakui ? 4 | Tidak mengakui ? 5 | Tanpa mengakui ? 6 |
| Nibbana ‘zenka’ ? | Arahata 1 | Pacceka 2 | Sambuddha 3 |
Universal | Brahma Murni (Suddhavasa) | Anagami 7 (aviha Atappa) | Anagami 8 (Sudassa Sudassi) | Anagami 9(Akanittha) |
| Brahma Stabil (Uppekkha ) | jhana 4 (Vehapphala) | Asaññasatta 5 (rupa > nama) | Anenja 6 ( nama > rupa arupa brahma 4 ) |
| Brahma mobile (nama & rupa) | Jhana 1 (Maha Brahma) | Jhana 2 (Abhassara) | Jhana 3 (Subhakinha) |
Eksistensial | Trimurti LokaDewa | Vishnu 7 (Tusita) | Brahma 8 (Nimmãnarati) | Shiva 9 (Mara? Paranimmita vasavatti) |
| Astral Surgawi | Yakha (Cãtummahãrãjika) 4 | Saka (Tãvatimsa) 5 | Yama (Yãma)6 |
| Materi Eteris | Dunia fisik(mediocre’ manussa &‘apaya’ hewan iracchãnayoni) + flora & abiotik ? / 1 | Eteris Astral apaya (‘apaya’ Petayoni & ‘apaya’ niraya) 2 | Eteris Astral apaya Asura (petta & /eks?/ Deva ) 3
|
Hidup
total dalam penempuhan induktif (7 dimensi?) bagi evolusi pribadi
eksistensial, kebijaksanaan deduktif demi harmoni dimensi universal dan
keterarahan holistik pada sinergi saddhamma transendental .... bukan
hanya selfish demi ego sendiri namun selfless bagi keEsaan mandala
advaita ini. dan seharusnyalah tampaknya bisa diusahakan setiap zenka
berkesadaran dimanapun dimensi keberadaannya dalam segala situasi &
kondisi keterbatasan dan pembatasannya sebagaimana kaidah yang
diberlakukan Niyama Dhamma dalam mandala advaita ini agar tetap kokoh
dalam keberadaan dan keberdayaanNya yang homeostatis, interconnected
& equiliberium. Well, 7
dimensi pemurnian kesejatian= fisik, etersis, astral, kausal, monade,
kosmik & nirvanik - Osho (demi keselarasan harmonis & holistik
Homo Novus Mystical Being eneagram 10 ?)
Tantien | Pusat | Hati | Rasio |
10 ? | Kalki (destroyer?) | Zorba (artistics) | Zenka? (holistics) |
Ethical | Rama 7 (peaceful) | Khrisna 8 (lovely) | Buddha 9 (meditative) |
Emotional | Parasurama 6 (warrior !) | Vamana 5 (insani) | Narasimha 4 (hewani) |
Physical | Matsya 1 (ikan air) | Koorma 2 (amfibi kura2) | Varaha 3 (celeng darat) |
Prediksi hipotetis figure ideal evolusi spiritual homo novus 10 (for the Next Mystical Being 10 ?)
1. Kalki destroyer (Ancient Hinduism Myth of dasavathara ) penghancuran addhamma di akhir yuga 4 atau hingga menggenapi
siklus pralaya samsarik rupa lokantarika Asura > progress swadika
nirvanik nama lokuttara Ariya ? ironis & tragis karena kesalahan
sesungguhnya bukan pada aspek khanda rupa material fisik alamiah namun
pada keburukan asava aspek nama batiniah zenkanya. / awas dosa byapada kebencian/
2. Zorba the Buddha (hipotesis Osho for New Man ) ? vitalisme mampu filosofis atau menjadi hedonis / awas lobha tanha ketamakan /
3. Zenka the holistics (just dream ?) ... Ariya Swadika di segala mandala / awas moha avijja kebodohan juga, lho
Inilah
sebabnya kami lebih suka istilah sederhana kedewasaan pencerahan
ketimbang perayaan kebebasan (karena lebih : true, humble &
responsible untuk tetap terjaga , menjaga & berjaga dari segala
kemungkinan ... Kebenaran adalah Jalan Kita semua tetapi bukan Milik
kita, Diri Kita dan Label Kita ... Anatta ? .. Well, hanya Sang
Kebenaran (baca: Hyang Esa ... Tuhan Transenden dalam triade Wujud,
Kuasa & KasihNya atas laten deitas keIlahianNya di segala mandala
immanenNya yang nyata, mulia dan benar dalam kesempurnaanNya) yang benar. Sedangkan kita dalam
keterbatasan & pembatasan yang ada memang sering bodoh, bisa saja
salah, dan bahkan mungkin jatuh namun tetap perlu segera bangkit
kembali menempuh jalan benar itu dengan benar dalam niat, cara,&
arah tujuannya ... terjaga untuk evolusi eksistensial , menjaga bagi harmoni universal & berjaga demi sinergi transendental.
screenshot Magical Moments at Mahashivratri 2020 @ Isha Yoga Center
16s s/d 1m7s
Sadhguru Yasudev :
Welcome to Mahashivaratri 2020
Selamat datang ke Mahashivaratri 2020
Living death is not a morbid idea
Kematian dalam kehidupan bukanlah gagasan mengerikan
It is a reality
Ini adalah kenyataan.
We are all living death.
Kita semua adalah kematian yang hidup.
We can say we are living or we can say we are dying and it’s not different.
Kita dapat mengatakan kita sedang hidup atau kita dapat mengatakan kita sedang mati (dan) itu bukanlah hal yang berbeda.
They’re just two different words for the same process.
Mereka hanyalah dua kata yang berbeda untuk proses yang sama
Death is not an event that happens once.
Kematian bukanlah suatu peristiwa yang terjadi satu kali.
Death is happening. It’s a process.
Kematian adalah kejadian. Dia adalah suatu proses.
One day it will be complete.
Suatu hari ini akan terlengkapi.
the most beautiful thing about life is
everybody shall pass .
(hal paling indah tentang kehidupan adalah
/namun demikian/ setiap orang hendaklah melaluinya /bertahan & berjuang hingga berhasil .?/ )
Well,
penerimaan keterbatasan diri ini tidak dimaksudkan sebagai
logical/illogical fallacy cari aman untuk rasionalisasi peninggian ide
& irasionalisasi pembenaran ego bagi dalih kemalasan / pengalihan
namun ini memang cara aman untuk menjaga kewaspadaan dari keterpedayaan.
Membangun keseimbangan & keberimbangan dengan kebijaksanaan bukan
hanya untuk tetap realistis dalam membumi namun juga untuk tetap
merealisasi transformasi diri.
(wah ... harus revisi karya lama diri kami sebelumnya , deh ... karena kemurnian mencintai kebenaran adalah keniscayaan yang mutlak (sudah keterarahan atau masih keterpedayaan atau dalam keterpaksaan ?) seharusnyalah ini tetap mengatasi segalanya termasuk kelihaian manipulatif pemerdayaan yang
memang akan memperdayakan harmoni keselarasan bukan hanya dimensi
keswadikaan diri namun juga demi kebersamaan/ kesemestaan/ kesunyataan
dalam kesedemikianan desain kosmik mandala advaita ini ... sacca
individual, metta universal & agape transendental as spiritual
sadhana for all in 84th era dst , Sadhguru Yasudev ?
Well, Intinya keberadaan & kebijaksanaan Tuhan tidak perlu selalu dipertanyakan apalagi dipersalahkan untuk fenomena penderitaan dalam keberadaan ini dan juga untuk doa pengharapan yang tidak/belum terjawab sesuai harapan keinginan ego personal kita semua.
Sejujurnya prolog inilah yang seharusnya kembali tetap kami jadikan sebagai epilog terakhir
Pada hakekatnya kita adalah makhluk spiritual yang menjalani peran sbg manusia ketimbang sbg manusia yang menjalani tugas spiritual..Kita hanyalah ketiadaan yang diadakan dalam keberadaan untuk sekedar sederhana mengada tanpa perlu mengada-ada dihadapanNya...betapa indahnya kehidupan jika kita tiada ragu untuk mampu hadir dalam kesederhanaan yang murni, tulus apa adanya tanpa perlu membalutnya dengan kemasan kesempurnaan yang walaupun mungkin tampak indah dan megah namun semu dalam kesejatiannya..... Belajarlah meng-"esa"-kan diri dalam keseluruhan, kebersamaan dan kesemestaan....Kebahagiaan kita berbanding lurus dg kebijaksanaan kita namun berbanding terbalik dengan kemelekatan kita. Tdk semua yang kita inginkan akan menjadi kenyataan, tdk semua yang tdk kita inginkan tdk akan menjadi kenyataan. So, perlu kebijaksanaan untuk menerima kenyataan sebagaimana adanya dan tidak terlalu mengharuskan keinginan kita menjadi kenyataan..... Dunia mungkin hanya memandang dari produk pencapaian kita di permukaan, namun Tuhan sesungguhnya di kedalaman menilai kita dari proses penempuhan kita. So, jangan terkelabui oleh permainan duniawi karena dihadapanNya tidaklah penting harta kekayaan, nilai perolehan, kemuliaan diri dsb yang pada dasarnya hanyalah by product dampak samping dari perjalanan kehidupan ini. Dia lebih mengutamakan bagaimana cara kita mensikapi, menjalani dan mengatasi amanah kehidupan ini sebagai atsar amalan diri kita kelak. Bukan kaya miskin harta kekayaan, baik buruk nilai perolehan, mulia nista duniawi yang menjadi indikator bagiNya dalam menilai kualitas diri hambaNya tetapi seberapa ikhlas kita mensikapi , seberapa istiqomah kita berikhtiar menjalani dan seberapa tawakal kita menerima garisNya...Bagaikan biasan warna -warni pelangi yang berasal dari Sumber Cahaya Putih Cemerlang yang sama walau dalam dunia segalanya tampak berbeda di permukaannya, namun dalam Dharma segalanya menyatu dalam kesejatianNya.
Silence is the language of God.
All else is poor translation. ~ Rumi
Keheningan adalah Bahasa Ilahiah. Segala lainnya hanyalah terjemahan semu adanya.
Finally ,
Be True, Humble & Responsible
(x fake, identificative & manipulative )
Jadilah Sejati (sebagaimana nyatanya),
Rendah hati (sebagaimana harusnya) &
Bertanggung jawab (sebagaimana pastinya)
dengan kebijaksanaan akan penicsayaan keniscayaan
dalam keseimbangan harmonisasi kewajaran membumi
untuk keberimbangan transendensi kesadaran mendaki
bagi kecakapan, kelayakan & kewajaran
untuk direalisasi
Video Music : Two Steps
From Hell - Victory (Battle Cry)
ts=4s Music makes you braver ? Musik membuat anda berani ?
Hiduplah secara perwira sebagai Pemberdaya kehidupan
dan matilah sebagai ksatria tanpa terpedaya kematian
Itulah persembahan kesejatian terbesar spesies manusia
dalam keberadaan, kesemestaan dan kesunyataan
sebagai pecinta kebenaran
bukan hanya demi kemegahan duniawi untuk kekuasaan semu ingin dipuja
bukan sekedar demi pengharapan surgawi untuk balasan kebaikan semata
bukan juga demi kebebasan tertinggi untuk kelayakan pemurnian belaka
karena memang demikianlah
equilibirium homeostatis interconnected
dalam Keselarasan Saddhamma
memang niscaya selalu terjadi dan akan terus terjadi
dari keazalian, hingga keabadian Kebenaran Sang Esa
Hyang Nyata, Hidup, Murni (triade : wujud-kuasa-kasih)
dalam mungkinnya keberadaan maupun ketiadaan diri
Semoga segalanya cukup bijaksana untuk memahami samsara permainan abadi kehidupan ini
Semoga segalanya mampu berbahagia untuk mengasihi konsekuensi interconnected logis yang terjadi
Semoga segalanya makin berdaya untuk melampaui dilemmatika amanah tanggung jawab pemeranan yang diterima
Amor Dei, Amor Fati
(Jika cinta Tuhan cintailah juga GarisNya.)
Dhammo have rakkhati dhammacarim
(Dharma kebenaran akan melindungi para penempuhNya )
Gate Gate Paragate Parasamgate .... Bodhi Svaha
(lampaui delusi apaya, sensasi surga, fantasi brahma ... murni terjaga, berjaga dan menjaga)
Appamadena Sampadetha
(berjuanglah untuk tidak lengah sebagai/selayak/selaras ariya)
Wei Wu Wei
(Just flow .... being totally conscious process ... action without actor & acting)
Que Sera Sera ... Pantha Rei
(Apapun yang terjadi terjadilah .... Biarlah semua mengalir apa adanya)
just logo
REFERENSI SEBELUMNYA
BLOG 22012021 FINAL
content :
REFERENSI KEMUDIAN
REHAT 01022021 JUST SHARE BLOG
JUST SHARE REHAT
01022021
FINAL
Tidak ada komentar:
Posting Komentar